Friday, January 24, 2014

JANGAN BUANG MASA



Al-Arba’un An-Nawawi – Hadits Ke Empat Puluh (Zuhud Kepada Dunia)



عَنْ ابْنِ عُمَرْ رضي الله عَنْهُمَا قَالَ : أَخَذَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم بِمَنْكِبَيَّ فَقَالَ : كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ . وَكاَنَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا يَقُوْلُ : إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ، وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ، وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ .
[رواه البخاري]



Terjemah hadits / ترجمة الحديث :
Dari Ibnu Umar  berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam kedua-dua bahu saya lalu bersabda : Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan orang asing atau pengembara “, Ibnu Umar berkata : Jika kamu berada di pagi hari, janganlah menunggu waktu petang menjelma, dan jika kamu berada di petang hari janganlah tunggu malam hari (untuk melakukan sesuatu tugasan), gunakanlah kesihatanmu untuk (persiapan saat) sakitmu dan kehidupanmu untuk kematianmu “
(Riwayat Bukhori)

Pelajaran :
1.     Bersegera mengerjakan pekerjaan baik dan memperbanyak ketaatan, tidak lalai dan menunda-nunda karena dia tidak tahu kapan datang ajalnya.
2.     Menggunakan berbagai kesempatan sebelum hilangnya.
3.     Zuhud di dunia berarti tidak bergantung kepadanya hingga mengabaikan ibadah kepada Allah ta’ala untuk kehidupan akhirat.
4.     Hati-hati dan khawatir dari azab Allah adalah sikap seorang musafir yang bersungguh-sungguh dan hati –hati agar tidak tersesat.
5.     Waspada dari teman yang buruk hingga tidak terhalang dari tujuannya.
6.     Pekerjaan dunia dituntut untuk menjaga jiwa dan mendatangkan manfaat, seorang muslim hendaknya menggunakan semua itu untuk tujuan akhirat.
7.     Bersungguh-sungguh menjaga waktu dan mempersiapkan diri untuk kematian dan bersegera bertaubat dan beramal soleh.

Tinggalkan Apa Yang Meragukanmu



Al-Arba’un An-Nawawi (Hadits KeSebelas)



عَنْ أَبِي مُحَمَّدٍ الْحَسَنُ بْنُ عَلِي بْنِ أبِي طَالِبٍ سِبْطِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَيْحَانَتِهِ رَضِيَ الله عَنْهُمَا قَالَ : حَفِظْتُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؛ دَعْ مَا يَرِيْبُكَ إِلَى مَا لاَ يَرِيْبُكَ .
[رواه الترمذي وقال : حديث حسن صحيح]


Terjemah hadits:
Dari Abu Muhammad Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib, cucu Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam dan kesayangannya dia berkata : Saya menghafal dari Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam (sabdanya): Tinggalkanlah apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu.
(Riwayat Turmuzi dan dia berkata: Haditsnya hasan shoheh)
Pelajaran:
1.     Meninggalkan syubhat dan mengambil yang halal akan melahirkan sikap wara’.
2.     Jika keraguan bertentangan dengan keyakinan maka keyakinan yang diambil.
3.     Berhati-hati dari sikap meremehkan terhadap urusan agama .
4.     Siapa yang membiasakan perkara syubhat maka dia akan berani melakukan perbuatan yang haram.

p/s : penulis menasihatkan diri sendiri dan pembaca sekalian supaya menghindarkan diri daripada sesuatu yang meragukan lebih-lebih lagi yang bleh membawa kepada yang HARAM . Ia merangkumi segala perbuata, pertuturan, makana dan seumpamanya.

Jadikan hadis nie sbagai pedoman agar menjadi manusia ygbertaqwa kpd Allah. 



Saturday, January 11, 2014

USTAZ SHAHUL HAMID (WAJIB DENGAR)



Assalamualaikum...

Sedih melihat perkembangan umat Islam khususnya di Malaysia pada hari nie yang suka menghukum dan mebidaahkan orang lain hanya kerana melakukan amalan yang tidak pernah dilakukan oleh junjungan besar Rasulullah s.a.w  lebih-lebih lagi tohmahan ini datang  daripada golongan yang tidak berlatarbelakangkan pendidikan agama ... Slogan popular yang sering puak Wahabi keluarkan adalah seperti 'ini bidaah ' , 'ini sesat sebab Nabi x buat'  …. Wah ! ringan betul mulut kata kat org ….. banyak sangatkah amalan kamu untuk dipersembahkan kpd Allah kelak????

p/s : belajarlah agama terlebih dahulu , jangan nak tunjuk sangat sikap
‘jaguh kampong’ tu…. Kalau x tahu dalam sesuatu  perkara, lebih baik diam..